Minggu, 20 November 2011

Tatanama Senyawa Kompleks



Tata cara penamaan senyawa kompleks antara lain dipublikasikan oleh IUPAC dalam Nomenclature of Inorganic Chemistry ( Blackwell Scientific Publisher, 1989). Beberapa aturan dasar dalam penamaan senyawa kompleks dijelaskan berikut ini.
PENULISAN NAMA SENYAWA KOMPLEKS
            Dalam menuliskan nama dari suatu senyawa kompleks, beberapa aturan dasar adalah sebagai berikut :
1.      Nama ion positif dalam senyawa kompleks dituliskan di awal, diikuti nama ion negatif
2.      Untuk menuliskan nama ion kompleks, nama ligan dituliskan pertama dan diurutkan secara alfabetis (tanpa memandang jenis muatannya), diikuti oleh nama logam
Contoh :
v  [CoSO4(NH3)4]NO3
tetraamminsulfatkobalt (III) nitrat
v  K4[Fe(CN)6]
kalium heksasianoferat (II)

Ekstrasi Zat Warna Alami Dari Daun Mangga


       I.            Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengekstraksi zat warna alami dari daun mangga serta untuk mengetahui apakah ekstrak daun mangga dapat dimanfaatkan sebagai zat warna alami.
    II.            Tinjauan Pustaka
A.   Tinjauan Umum Mangga
          Tumbuhan mangga (Mangifera indica L.) menurut perkiraan para ahli berasal dari daerah sekitar Bombay dan daerah di sekitar kaki gunung Himalaya, kemudian menyebar keluar daerah, diantaranya Amerika Latin, benua Afrika,                       juga negara - negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, Philipina, dan Indonesia.
Klasifikasi Mangga :
Kingdom       :    Plantae
Divis              :    Spermatopyhta
Kelas             :    Dicotyledonae
Ordo             :    Anancardiales
Famili            :    Anacardiaceae
Genus            :    Mangifera
Species          :    Mangifera indica Linn
Untuk kondisi alam di Indonesia, mangga dapat tumbuh baik pada tempat yang musim panasnya kuat, di dataran rendah dengan volume curah hujan rendah sampai sedang. Sebagai contoh : di pesisir utara pulau jawa, sebagaian besar daerah jawa timur, sampai pesisir sebelah timur antara Pasuruan, Situbondo dan Probolinggo, Kepulauan Sunda Kecil, daerah propinsi Riau, tenggara  pulau Sulawesi sampai pulau Buton dan sekitarnya.

Pemisahan dan Pemurnian zat padat


I.                   Topik Percobaan : 

Pemisahan dan Pemurnian zat padat menggunakan  rekristalisasi dan menentukan  titik leleh.

II.                Tujuan Percobaan :

1)      Melakukan kristalisasi dengan baik.

2)      Menjernihkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi. .

III.             Dasar Teori

Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur kristal yang berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan zat padat semacam itu. Tak seperti zat pada kristal, zat amorf tidak mempunyai titik-titik leleh tertentu yang tepat. Sebaliknya zat amorf melunak secara bertahap bila dipanasi dan meleleh dalam suatu jangka temperatur .Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar. Karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion ataupun molekul zat padat ini juga tersusun secara simetris (Keenan, 1991).

Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam (rentangan suhunya kecil), sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan suhu yang beasr. Partikel zat padat amorf sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab itu, pembahasan zat padat hanya membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomorfik (sama bentuk), contohnya NaF dengan MgO, K2SO4 dengan K­2SeO4, dan Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomorfik tidak selalu dapat mengkristal bersama secara homogen. Artinya satu partikel tidak dapat menggantikan kedudukan partikel lain. Contohnya, Na+ tidak dapat menggantikan K+ dalam KCl, walaupun bentuk kristal NaCl sama dengan KCl. Suatu zat yang mempunyai dua kristal atau lebih disebut polimorfik (banyak bentuk), contohnya karbon dan belerang. Karbon mempunyai struktur grafit dan intan, belerang dapat berstruktur rombohedarl dan monoklin (Syukri, 1999).

Selasa, 15 November 2011

Fenolik



1.    Definisi:
·      Senyawa penting dalam tanaman obat.
·      Asam fenolik merupakan unsur esensial dari polifenol dan ditemukan berlimpah dalam buah-buahan dan sayuran.
·      Asam fenolik adalah molekul sederhana yang mudah diserap dalam sistem manusia dan menawarkan berbagai manfaat anti-penuaan.
·      Asam fenolik adalah tanaman metabolit secara luas tersebar di seluruh kerajaan tumbuhan.
·      Tanaman senyawa fenolik yang beragam dalam struktur tetapi ditandai dengan cincin aromatik dihidroksilasi (misalnya flavan-3-OLS). Mereka dikategorikan sebagai metabolit sekunder, dan fungsi mereka pada tanaman sering kurang dipahami. Banyak senyawa fenolik tanaman yang dipolimerisasi menjadi molekul yang lebih besar seperti proanthocyanidins (PA; tanin terkondensasi) dan lignin.
·      Asam phenolic dapat terjadi pada tanaman pangan sebagai ester atau glikosida terkonjugasi dengan senyawa alam lainnya seperti flavonoid, alkohol, asam hydroxyfatty, sterol, dan glukosida.
·      Fenolik adalah nama biasanya diberikan kepada suatu resin yang terbuat dari Fenol dan aldehida .
·      Fenolik juga dapat digunakan sebagai istilah untuk menggambarkan seluruh kelas fenol.
·      Resin fenolik dapat dilakukan dengan menggabungkan fenol sederhana dengan sejumlah aldehida, tetapi kombinasi dibuat dengan Formaldehida , yang dikenal sebagai resin fenolik formaldehida, atau PF, adalah yang paling banyak digunakan. Resin fenolik adalah resin disintesis pertama, dan dipasarkan dengan nama merek Bakelite, yang masih ada. Mayoritas formaldehida dihasilkan digunakan dengan fenol dan Senyawa organik untuk membuat resin, yang digunakan secara ekstensif dalam industri.

Radioaktif



1.      Sejarah Radioaktif
Pada tahun 1986 Antoine Henry Becquerel menemukan bahwa garam Uranium dapat memancarkan sinar yang tidak tampak dan mempunyai daya tembus yang kuat, dapat menghitam plat film, mengionkan gas dan dapat menembus benda-benda tertentu. Selang beberapa waktu setelah itu, Pierre dan Marie Currie ketika sedang melakukan ekstraksi Uranium dari bahan tambang pitchblende dalam laboratorium yang sama, telah menemukan dua unsur lain yang juga tergolong unsur radioaktif. Unsur yang pertama dinamakan Polonium sesuai dengan negara asal Marie Currie, yaitu Polandia. Unsur yang kedua ternyata seribu kali lebih radioaktif daripada Uranium yang disebut dengan Radium (Beiser, 1984).

Senin, 14 November 2011

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi



Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.
Konsentrasi

Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
Sifat zat yang bereaksi
Sifat zat yang mudah atau sukar bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya suatu reaksi. Secara umum dinyatakan bahwa: ”Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.” Hal ini disebabkan oleh adanya  gaya tarik menarik antara ion-ion  yang muatannya berlawanan.
Contoh:  Ca2+(aq) + CO32+(aq) → CaCO3(s)
Reaksi ini berlangsung dengan  cepat. Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat. Hal ini disebabkan oleh reaksi yang berlangsung tersebut membutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.
Contoh:
CH4(g) + Cl2(g) -> CH3Cl(g) + HCL(g)
Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi, misalnya; cahaya matahari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi





Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh
  1. ukuran partikel/zat.
Semakin luas permukaan maka semakin banyak tempat bersentuhan untuk berlangsungnya reaksi. Luas permukaan zat dapat dicapai dengan cara memperkecil ukuran zat tersebut
  1. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh suhu.
Semakin tinggi suhu reaksi, kecepatan reaksi juga akan makin meningkat sesuai dengan teori Arhenius.
  1. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh katalis.
Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu reaksi. Kereakifan dari katalis bergantung dari jenis dan konsentrasi yang digunakan.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti pada awal ditambahkan.
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen, katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.
Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas antara senyawa-senyawa kimia tersebut.

Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase dapat juga meliputi padat, cair dan gas, akan tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling melarutkan (contoh, minyak dan air).

Energi Aktivasi

Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann seperti ini:

Minggu, 06 November 2011

Titrasi Oksidimetri


A. JUDUL : Titrasi Oksidimetri
B. TUJUAN : Membuat dan Menentukan (Standarisasi) Larutan Na2S2O3
C. DASAR TEORI
Diantara sekian banyak contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat dua cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri (digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya). Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung disebut iodometri (oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan natrium thiosilfat standar atau asam arsenit) (Bassett, 1994).
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host